JAKARTA (Pos Kota) – Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva melihat realitas kehidupan berpolitik saat ini, sangat jauh dari idealisasi dan kehendak para pendiri bangsa.
“Ini dapat dilihat dari agenda-agenda kompetisi dan kontestasi yang mengkedepankan prinsip kalah-menang, mayoritas-minoritas, kompromi-transaksional,” kata Hamdan Cetak Biru Indonesia Masa Depan dari KAHMI di Gedung MK, Selasa (16/9).
Menurut Hamdan, hal-hal tersebut dapat dieleminir, bila setiap pelaku dalam politik praktis menyandarkan kepada konstitusi, sehingga tercipta kesadaran untuk bermusyawarah dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong.
“Oleh sebab itu, Bung Hatta menyarankan agar tidak menjiplak mentah-mentah demokrasi Barat. Sebaliknya, demokrasi yang dikembangkan yang versandar kepada azas kekeluargaan didasarkan kepada permusyawaratan.”
Dalam kesempatan itu, mantan politis Partai Bulan Bintang (PBB) ini menyatakan perlunya
Pemanapan suprastruktur politik, agat tercipta armonisasi dalam hubungan antara lembaga negara.
“Dalam hal ini, prinisip keseimbangan (check and balance) harus diperhatikan. Dengan begitu, lembaga-lembaga baru yang diciptakan tidak justru memunculkan masalah baru.”
Hamdan juga mengingatkan spirit permusyawaratan harus menjadi acuan dalam politik ketatanegaraan, reformasi birokrasi dan otonomi daerah, agar dapat mendorong terciptanya kemakmuran bagi rakyat, sebaimana amanat konstitusi. (ahi/d)
sumber: poskotanews.com