medcom.id, Jakarta: Hakikat organisasi Syarikat Islam adalah berdagang. Namun, belakangan orientasi organisasi yang lahir pada 1912 ini dinilai berbeda. Dagang tak jadi prioritas.
Tahun ini, marwah berdagang digaungkan lagi. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambut baik pemikiran itu. Kalla menuturkan Syarikat Islam lahir sebagai kelanjutan Sarikat Dagang Islam yang lahir di Solo, pada 1905.
Tujuannya, untuk mengembangkan jiwa dagang pribumi lantaran saat itu perdagangan di Tanah Air dikuasai pengusaha Belanda dan Tiongkok.
“Sehingga kalau kita kembalikan sangat relevan untuk dikembangkan,” kata Kalla dalam pelantikan DPP Syarikat Islam dan PP Wanita Syarikat Islam di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Sabtu (27/2/2016).
Kalla mengungkapkan inisiatif berdagang perlu ditingkatkan. Lalu, Kalla membeberkan soal pengumpulan zakat yang berkurang dari tahun-tahun sebelumnya. Itu tampak dari data Nahdlatul Ulama yang kini fokus mengembangkan pengumpulan zakat.
Dari sanalah diketahui, jumlah zakat kini sedikit berkurang. Berkurangnya zakat lantaran personal yang menjalankan usaha menurun.
“Ini harus kita balik, kenapa tidak terlebih dulu kita mendorong orang tanam pohon, kenapa zakat kurang? karena yang muzakinya, yang mampu (mampu memberikan zakat) artinya orang yang berdagang yang kurang. Padahal kita semua mengetahui awal agama Islam didukung pedagang,” ujar JK.
Untuk itu, kata dia, sangat baik apabila Syarikat Islam memunculkan lagi jiwa-jiwa pedangan. Apalagi berdagang merupakan salah satu sunah Rasul.
Lebih jauh, Kalla berpendapat berdagang mampu membuat kemajuan dalam hal sosial dan ekonomi masyarakat. “Agar kita kembali jadi tuan dalam hal ekonomi di negeri sendiri, kita bsa kehilangan spirit itu apabila tidak mendorong ke bawah,” pungkas JK.
Ketua Umum Syarikat Islam Hamdan Zoelva dalam pidato pembukaannya mengatakan, dalam masa jabatannya di periode 2015-2020 ia bakal mengembalikan semangat dagang. Ia akan bekerja keras supaya dalam lima tahun membentuk 2.500 usaha mikro dan koperasi di seluruh indonesia.
(KRI)
sumber: medcom.id