BANDUNG – Ribuan kader dan simpatisan dari Syarikat Islam Indonesia (SII) dari seluruh wilayah di Indonesia memadati GOR C-Tra, Kota Bandung, Jawa Barat.
Berkumpulnya ribuan keder dan simpatisan SII di Bandung untuk silaturahim dan puncak peringatan 100 Tahun Zelfbestuur National Congres Central Sarekat Islam yang bertemakan “Hijrah Untuk Negeri”.
Menurut Presiden LT Syarikat Islam Indonesia, Muflich Chalif Ibrahim hijrah yang dimaksud ialah hijrah dari demokrasi liberal menjadi syuro.
“Sebab demokrasi liberal meluluh lantakan suara umat Islam untuk menentukan pemimpin yang amanah,” tegas Muflich, Minggu (14/8/2016).
Kata dia, perekonomian di Indonesia khususnya memerlukan gerakan ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan. Hal tersebut dikarenakan, agar rakyat kecil dapat merasakan.
“Hijrah ekonomi dimana umat Islam menjadi mayoritas pemimpin gerakan ekonomi yang berbasis kerakyatan,” tegasnya.
Lalu, mengenai kebudayaan yang berlandaskan tauhid yang terpenting. “Yang ketiga adalah yang terpenting, yaitu hijrah kebudayaan dengan pendidikan berlandaskan tauhid sebagai kata kunci,” tukasnya.
Diketahui, acara ini memperingati 100 Tahun Zelfbestuur dimana Haji Omar Said Tjokroaminoto mengumandangkan Zelfbestuur atau pemerintahan sendiri dihadapan puluhan ribu peserta Rapat Akbar (Vergadering) pada 18 Juni 1916 di lapangan alun-alun kota Bandung.
Hari itu, merupakan acara hari kedua dari perhelatan akbar, agenda Voordracht dari H.O.S Tjokroaminoto, Voorsitter, Ketua CSI, Sang Raja Tanpa Mahkota, atau oleh Belanda disebut “De Ongekroonde Koning van Java” (Raja Jawa yang Tak Dinobatkan), dari seluruh rangkaian delapan hari Kongres Nasional Pertama Central Sarekat Islam atau disebut 1e Nationaal Congres Centraal Sarekat Islam, mulai 17-24 Juni 1916.
HOS Tjokroaminoto, salah satu tokoh nasional muda saat itu yang berani mengumandangkan kata magis “Kebangsaan (Natie)” dan “Zelfbestuur (pemerintahan sendiri)”, sebagai kata lain dari Kemerdekaan Nasional, pertama kali di hadapan publik.
Peringatan 100 Tahun Zelfbestuur dihadiri oleh beberapa tokoh nasional seperti Ketua DPR RI, Ade Komarudin, sejarawan Aji Dedi Mulawarman, dan para tokoh masyarakat.
(aky)
sumber: okezone.com