JAKARTA. 31 Agustus 2016, bertempat bangunan bersejarah di Jalan Meneteng Raya, Jakarta Pusat, di Gedung Joang 45 , Susno duadji Ketua Umum TP Sriwijaya / Penasihat Syarikat Dagang-Syarikat Islam / Datuk Patani Sumsel, bersama beberapa Tokoh Nasional antara lain ; Jenderal TNI (Purn) Muldoko Mantan Panglima TNI, Prof DR Maksum Machfoedz Guru Besar Agro Industri UGM Yogyakarta, Lely S Pelitasari Wkt Ketua Ombudsman, dan beberapa Ketua Asosiasi seperti Asosiasi Petani Tebu, Peternak, dll tampil sebagai orator pada acara Forum Orasi Kemerdekaan Petani Indonesia , dengan Thema “Merebut Kembali Kemerdekaan Pertanian Indonesia”
Acara diselenggarakan oleh LSM BBA (Bincang-Bincang Agrobisnis), dihadiri oleh pakar Pertanian dari berbagai perguruan tinggi , antara lain ; IPB, UGM, UNSUD, juga Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian se-Indonesia Pemerhati dan Pengamat Pertanian, Organisasi Profesi bidang Pertanian, Berbagai media masa, dan masyarakat pencinta pertanian, acara berlangsung meriah dan menarik.
Acara dibuka oleh sdr Yeka Hendra Fatika Ketua BBA! Dilanjutkan dengan orasi para orator , saya mendapat kesempatan Orasi Pertama diawali dengan pemaparan data dan fakta yang cukup memperihatinkan anak bangsa, bahwa Indonesia sebagai negara agraris yang subur dan punya lahan yang sangat luas ternyata setiap tahun mengimport komuditas pertanian, pada tahun 2015 mengimpor ;
~ Beras : 1,5 Jt Ton
~ Singkong : s/d Maret 2916 : 987,5 Ton
~ Jagung : 2,3 Jt Ton > $ 522,9 Jt
~ Kedelai : 2,26 Jt Ton > $ 1,4 M
~ Gula : 2,64 Jt Ton, untuk thn 2016 : 3.22 Jt Ton
~ Buah : 502,3 Ribu Ton > $ 647,3 Juta
~ Daging : 80.000 Ton > $ 370 Jt
~ Garam : 95.263 Ton > $ 3,7 Jt
Juga saya katakan bahwa import itu bukanlah penyelesaian masalah, bukan obat yang mujarab untuk mengatasi masalah, import tak ubahnya sebagai “narkoba” karena ;
~ membuat senang sesaat,
~ tidak menyelesaikan masalah
~ bahkan menimbulkan masalah baru
~ mengakibatkan ketergantungan
~ merusak
~ mengakibatkan malas berpikir
~ membuat ketagihan
~ menghabiskan uang negara
Oleh karenanya import harus dihentikan !!
Agar Kemerdekaan Pertanian Indonesia dapat diwujudkan , saya sampaikan :
~ merubah politik pertanian ke arah memihak rakyat / petani
~ Hentikan import
~ Tingkatkan harga komuditas pertanian
~ Tingkatkan produksi pertanian dng intensifikasi dan ekstensifikasi
~ Tingkatkan kwalitas hasil pertanian
~ saat harga komuditas pertanian anjelok pemerintah harus hadir sbg penyelamat
~ Stop pemberian ijin penggunaan lahan secara masive kepada pemilik modal besar karena akan mematikan pertanian rakyat,
~ Fungsikan kementerian pertanian sbg pusat politik pertanian, bukan sebagai lembaga pengadaan
~ operasi pasar jangan menjatuhkan harga komeditas pertanian dalam negeri sehingga petani enggan menanam
~ jangan merubah makanan pokok khas kedaerahan
Pada kesempatan tersebut dengan piawai, tak terduga Jenderal TNI (Purn) Muldoko menguasai persoalan tehnis pertanian , dan dikatakan bahwa tak ada yang tidak mungkin dalam upaya meningkatkan kwalitas dan kwantitas komuditas pertanian karena beliau sudah melakukan, bukan hanya berteori, Pertanian sangat penting dalam system pertahanan negara.
Dari semua orator intinya bahwa Import harus dihentikan, Indonesia sangat memungkinkan untuk menjadi negara Eksportir Komuditas Pertanian karena semua keunggulan ada pada Indonesia, persoalan nya hanya terletak pada kemauan dan keseriusan,,,
Import hanya menuruti kemauan sekelompok orang yang rela menghancurkan pertanian nasional demi mengeruk keuntungan pribadi,kelompok, maupun golongan.
Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi Indonesia akan melepaskan diri dari ketergantungan pada negara lain, pertanian Indonesia telah tersandera , harus dimerdekakan,,,
Indonesia punya lahan subur sangat luas, musim sepanjang tahun relatif sama sehingga sangat menguntungkan untuk bercocok tanam, Indonesia mempunyai pakar pertanian yang handal, Pasar Dalam Negeri Indonesia sangat menjanjikan… Dan berbagai keunggukan lain nya.
Kuncinya adalah kemauan dan keseriusan.
Susno duadji
——————————–
Ketua Umum TP Sriwijaya,
Penasehat Syarikat Dagang – SI
Datuk Patani Sumsel
sumber: facebook.com/susno2g