TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Syarikat Islam (SI) sebagai organisasi Islam tertua di Indonesia dan didirikan oleh H.Samanhudi pada tahun 1905 harus kembali ke khittah awalnya sebagai gerakan sosial ekonomi Islam.
Organisasi Syarikat Islam tidak lagi mengurus masalah sosial politik seperti puluhan tahun lalu.
“Kita harus ambil jarak yang sama dengan partai politik dan dalam politik praktis,” kata Ketua Umum DPP Syarikat Islam (SI) Hamdan Zoelva pada pertemuan silaturahim dengan pengurus SI Sulawesi Selatan dan kabupaten/kota di Kampus Universitas Cokroaminoto, Makassar, Rabu (11/1/2017).
Menurut Hamdan, SI harus fokus pada pada dakwah dan ekonomi. Ekonomi merupakan salah satu solusi dalam menangani masalah bangsa, karena merupakan persoalan pokok. Sepanjang ekonomi dikuasai oleh segelintir orang, kita sebagai bangsa tidak berdaya.
“Dalam kondisi demokrasi terbuka seperti Indonesia, masalah ekonomi menjadi problem,” ujar Ketua Mahkamah Konstitusi 2013-2015 tersebut, dalam pertemuan yang dihadiri sesepuh SI seperti Andi Mappasukki, Isya Syamsu, Rahmat Hasanuddin, Gazali Suyuti, Aminuddin Syam, dan sejumlah tokoh SI lainnya.
SI diarahkan untuk gerakan dakwah dan ekonomi yang saat ini juga mulai dilaksanakan oleh sejumlah ormas Islam lainnya. Ini menunjukkan tumbuhnya kesadaran bersama di kalangan ormas Islam.
“Masalah lain, kita tetap menangani masalah pendidikan. Universitas Cokroaminoto Makassar kondisinya cukup baik, berbeda dengan daerah lain seperti Yogyakarta yang masih bermasalah,” jelas Hamdan yang didampingi Sekjen DPP SI Dr. Safinuddin Al Mandary dan Wakil Sekjen Chandra Halim.
Ke depan, kata Hamdan, SI akan mengembangkan politeknik dan beberapa daerah lain membangun sekolah menengah keguruan (SMK) seperti d NTB
Di Sulsel kini terbentuk 14 dewan pimpinan cabang (DPC). Dalam pertemuan silaturahim itu, disepakati Musyawarah Wilayah (Muswil) DPW SI Sulawesi Selatan dihelat 11-12 Februari 2017. (*)
Penulis: AS Kambie
Editor: AS Kambie
sumber: tribunnews.com
