TEMPO.CO, Jakarta – Teror bom Kampung Melayu yang mengejutkan masyarakat, Rabu malam, 24 Mei 2017 lalu, mendapat tanggapan dari Laznah Tanfidziyah Syarikat Islam. Dalam rilisnya, Syarikat Islam menyatakan mengutuk dengan keras setiap bentuk teror dengan dalih apapun.
“Sesungguhnya aksi teror dalam bentuk apapun sebagai perbuatan keji yang bertentangan dengan nilai-nilai peri kemanusiaan,” kata Wakil Sekjen Lajnah Tanfidziyah / Pimpinan Pusat Syarikat Islam Aulia Tahkim Tjokroaminoto, menjelaskan organisasinya mengutuk teror bom Kampung Melayu tersebut.
Syarikat Islam menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada serta bekerjasama dengan aparat keamanan untuk menjaga situasi kamtimbmas di lingkungan masing-masing, terutama dalam menyambut ibadah Ramadan 1438 H.
Juga, meminta kepada semua pihak untuk tidak menyebarkan video atau gambar dan pesan tertentu melalui jejaring sosial atau media sosial lainnya yang justru dapat menyebabkan situasi tidak kondusif. “Meminta kepada aparat keamanan untuk mengusut secara tuntas tindakan terorisme di terminal Kampung Melayu secara tuntas dan profesional serta melakukan upaya preventif bersama masyarakat dalam bentuk peningkatan kewaspadaan kamtibmas,” kata Aulia.
Menurutnya, jika dilihat fenomena aksi-aksi teror di Tanah Air yang tidak hanya dalam bentuk bom, tetapi juga teror di jalanan oleh geng motor, kehajatan jalananan dan sebagainya sudah sangat memprihatinkan. “Pemerintah harus menjadi pengayom dan mampu memberikan keadilan kepada rakyatnya,” kata Aulia.
Munculnya sel-sel terorisme, kata Aulia, selain karena faktor dalam negeri juga faktor global, namun rata-rata yang dijadikan jaringan sel teorisme adalah masyarakat yang mengalami kerentanan, baik secara sosial, ekonomi maupun pendidikan.
Ia pun mengharapkan, kearifan lokal perlu dibangkitkan lagi dalam kehidupan bermasyarakat. “Sehingga diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang rentan dalam hal sosial ekonomi dan pendidikan,” kata Aulia, itu pula yang menjadi hasil Mukernas I Syarikat Islam pekan lalu, mendorong pemerintah untuk menjadikan desa atau kelurahan sebagai pusat pertumbuhan, mensyaratkan keberpihakan yang tegas dari pemerintah terhadap akses-akses ekonomi untuk masyarakat. Dan, berharap teror bom Kampung Melayu, menjadi teror terakhir.
S. DIAN ANDRYANTO
sumber: tempo.co