Demi menyatukan persepsi di kalangan Ulama dan memberikan solusi di tengah-tengah masyarakat terkait berkembangnya pelbagai persoalan yang menerpa bangsa dan Negara, KH. Tb. Fathuladzim Chotib dan Ulama Ahlul Halli Wal aqdi menyelenggarakan Mudzakarah Ulama, Zu’ama, Dan Cendekia diselenggarakan bertepatan dengan Pengajian Rutin 40 hari sekali Kesultanan Banten pada Sabtu, Ahad dan Senin 18-20 November 2017 atau 29 Shafar – 1 Rabi’ul Awal 1439 H.
Kegiatan Mudzakaroh Ulama ini diagendakan untuk menghadirkan para ulama, zuama, dan cendika Muslim diantaranya Dr. H Orde Djauhary, M.Sc., Prof. Dr. Hamdan Zoelva, Sultan Syarief Muhammad Ash-Shafiuddin, KH. Tb. Fathul Adhim Chatib, KH. Abdul Qadir Baraja, KH. Yakhsyallah Al Mansur, KH. Dr. Dhiyauddin dan para ulama yang ada di Nusantara.
Kegiatan bertema “Mudzakarah Ulama, Zu’ama, dan Cendekia Muslim sebagai Langkah menyongsong Tegaknya Peradaban Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin” dilaksanakan di Aula Kesultanan Banten, Kompleks Masjid Agung Banten Lama, Kota Serang, Prov Banten.
“Jadi berbagai urusan (Rasul) Muhammad ini di mudakarahkan (ingat-mengingatkan) oleh para ulama kemudian diberikan solusi oleh ulama walaupun baru dalam bentuk seruan,” kata KH. Arbani, ketua II Majelis Ahlul Halli Wal’aqdi, saat ditemui di Komplek Kesultanan Banten, Senin (21/11/2017).
Pertemuan ulama dan cendekiawan muslim ini kepanjangan dari pertemuan ulama se’Dunia yang telah berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pada tanggal 04-08 Desember 2016 lalu.
“Kami tidak utusan organisasi, ulama mewakili pribadi, yang prihatin atas keadaan umat datang. Jangan bawa baju, jangan bawa embel-embel bendera,” kata KH.Tubagus (Tb) Fathul Adhim Chatib, tokoh agama dan masyarakat Banten, ditemui ditempat yang sama, Senin (21/11/2017).
Sedangkan menurut Sultan Banten ke-18, Sultan Syarief Muhammad Ash-Shafiuddin, pertemuan itu dilaksanakan salah satunya untuk menyikapi umat Islam yang semakin disudutkan dengan berbagai macam tudingan.
“Menyikapi berbagai fenomena maupun di dunia saat ini. Ini kita sikapi sebagai umat Islam agar mengikuti garis-garis yang sudah Islam gariskan,” ujarnya.
“Sebagaimana tema dari kegiatan ini yaitu Mudzakarah Ulama, Zu’ama, dan Cendekia Muslim sebagai Langkah menyongsong Tegaknya Peradaban Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin, tentunya ini sebagai bagian dari rangkaian program Dakwah Islam yang dilakukan oleh para ulama untuk saling mengingatkan tentang kebenaran berdasarkan petunjuk Allah dan Rasulnya, oleh Karen itu perlu untuk menegakkan kembali eksistensi Dinul Islam yang pada hakekatnya adalah menjaga tata tertib hukum Allah,” jelas Sultan Syarief.
Lebih lanjut Sultan Syarief berharap agar pengajian di kalangan remaja dan generasi muda perlu dilaksanakan kembali secara rutin, “Saya berharap agar kedepannya agar bisa menghidupkan kembali kebiasaan penyelenggaraan pengajian di kalangan remaja dan generasi mudaseperti yang pernah menjadi trend di tahun 1970 dan 1980an,” pungkas Sultan Syarief.
Hamdan Zoelva, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan Ketua Umum Syarikat Islam yang juga turut hadir berharap pertemuan itu mampu membuat kedamaian bagi seluruh umat manusia di dunia, terutama di Indonesia. Sehingga kemajuan peradaban Nusantara dapat mengejar negara lain di dunia.
“Jadi negara yang aman dan damai pasti peradabannya lebih maju dari pada negara yang kondisinya dalam konflik dan perang,” terangnya, ditempat yang sama, Senin (21/11/2017).
Dalam konteks ke Indonesia, pemikiran para ulama dan cendekiawan pasti akan cepat tersampaikan ke tengah masyarakat yang memang lebih banyak mendengarkan petuah dari para ‘Tetua’.
“Suasana damai itu akan melahirkan kreatifitas, akan melahirkan kegiatan produktif, sehingga dapat memajukan peradaban,” jelasnya. (Ed)
sumber: facebook.com @syarikat.islam.125