Jakarta, CNN Indonesia — Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Syarikat Islam Hamdan Zoelva mengungkapkan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta maaf bila ada pernyataan yang salah dalam pidatonya yang belakangan jadi polemik. Dalam pidato yang beredar di dunia maya itu, Tito menyebutkan hanya dua organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang berperan dalam berdirinya negara Indonesia.
Hal itu disampaikan Hamdan usai bertemu Tito untuk mengklarifikasi seputar pernyataannya yang tersiar lewat potongan video pidato berdurasi dua menit delapan yang beredar di media sosial.
“Sampai-sampai beliau (Tito) mengatakan kalau memang ada yang kurang, ada yang salah saya mohon maaf,” kata Hamdan menirukan ucapan Tito di hadapan wartawan di Rumah Dinas Kapolri, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
Syarikat Islam adalah adalah ormas yang dahulu bernama Sarekat Dagang Islam yang didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi. Awalnya ormas ini adalah perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang menentang politik Belanda yang memberi keleluasaan masuknya pedagang asing untuk menguasai komplar ekonomi rakyat pada masa itu.
Hamdan sedikit membeberkan penjelasan Tito seputar potongan video pidato yang tengah menuai kontroversi di tengah masyarakat itu. Menurutnya, Tito memberi penjelasan bahwa yang dimaksud dengan ormas yang ingin merontokkan Indonesia dalam pidato itu adalah kelompok takfiri.
Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menerangkan, dalam terminologi analisis radikalisme dinyatakan bahwa kelompok takfiri bukan termasuk penganut paham radikal. Namun, takfiri berada satu tingkat di bawah penganut paham radikal.
“Dan yang dimaksudkan dengan merontokkan negara itu adalah awal pembicaraan yang berkaitan dengan kelompok-kelompok takfiri,” katanya.
Hamdan menuturkan, Tito tidak pernah bermaksud menyinggung ormas Islam lain di luar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Menurutnya, pernyataan tersebut disampaikan di tengah situasi politik yang tengah memanas pada Februari 2017 silam. Di mana, kata Hamdan, Tito melihat sejumlah ormas berpotensi merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indoenesia (NKRI) dan menolak Pancasila sebagai dasar negara.
Namun, Hamdan mengaku, Tito tidak menyebutkan nama ormas yang dianggap sebagai kelompok takfiri dalam pertemuan itu.
Lebih dari itu, Hamdan mengatakan, pihaknya telah memahami maksud Tito dalam pidato tersebut setelah mendapatkan klarifikasi secara langsung.
“Kami dari Syarikat Islam dapat memahami klarifikasi oleh Kapolri dari pembicaraan diskusi yang tadi sudah berlangsung cukup lama,” tuturnya.
Sebelumnya, Tito mengatakan, hanya NU dan Muhammadiyah yang berperan dalam proses berdirinya Indonesia di masa lalu. Ormas Islam lain justru disebut Tito kerap berupaya meruntuhkan Indonesia.
Pernyataan yang disampaikan Tito dalam sebuah pidato itu beredar lewat media sosial dan langsung mendapat protes keras dari Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain.
“Sikap dan pengetahuan Anda (Tito) tentang hal Ini sangat mengecewakan. Ada banyak Ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah yang ikut berjuang mati-matian melawan penjajah di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh sampai Halmahera,” kata Tengku di akun Facebook-nya.
MUI sendiri merespons protes Tengku Zulkarnain tersebut. MUI menegaskan protes Tengku Zulkarnain merupakan pernyataan pribadi, bukan atas nama kelembagaan MUI. (osc)
sumber: medcom.id