TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mendatangi beberapa organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Tito menyatakan kepolisian dan ormas mendiskusikan langkah nyata yang bisa diimplementasikan ke depan, salah satunya untuk meredam konflik menjelang pemilihan kepala daerah 2018.
“Dalam jangka pendek ini, kami bersepakat mendinginkan suasana menjelang pilkada,” kata Tito setelah menyambangi kantor DPP Syarikat Islam Indonesia (SII), Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Selasa, 6 Februari 2018.
Tito mengklaim kunjungannya itu bukan untuk mendukung satu partai politik ataupun pasangan calon. Sebab, dia menegaskan, kepolisian ada di posisi netral.
Kepolisian, ucap Tito, hanya ingin mendinginkan suasana politik yang memanas dengan menaikkan isu bersama. Misalnya isu untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa serta hidup toleransi antarumat beragama dan suku.
“Supaya jangan sampai kalah oleh isu untuk kepentingan sektoral, yang rawan provokatif dan rawan terjadi perpecahan bangsa,” ujar Tito.
Tito menyambangi kantor ormas SII pada Selasa, 6 Februari 2018. Ia dijamu Presiden Lajnah Tanfidziyah SII Muflich Chalif Ibrahim.
Muflich menuturkan kepolisian tidak memihak kepada siapa pun, termasuk ormas Islam. Tito mengajak SII dan ormas Islam lain bersinergi.
Sebelumnya, Tito pernah berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Rabu, 31 Januari 2018. Kedatangannya itu untuk memberikan penjelasan ihwal pidatonya yang diprotes karena seolah tidak menganggap ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah.
Tito menyebutkan dia tak berniat memutus hubungan dengan ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah. Rekaman pidato itu, tutur Tito, juga dipotong dari durasi sebenarnya, sehingga menimbulkan reaksi buruk.
“Itu sebetulnya kata sambutan lebih-kurang 26 menit, tapi dipotong menjadi dua menit. Dalam dua menit itu, mungkin ada bahasa yang membuat beberapa pihak kurang nyaman,” kata Tito.
Hal ini menanggapi protes dari Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain. Ia membuat surat terbuka yang diunggah lewat akun Facebook-nya untuk menanggapi pidato Tito.
Dalam surat terbuka itu, Zulkarnain memprotes keras perkataan Tito Karnavian. Sebab, menurut dia, Tito tidak menganggap perjuangan umat Islam di luar NU dan Muhammadiyah.
sumber: tempo.co