TEMPO.CO, Jakarta – Syarikat Islam mengadakan peringatan 101 tahun Pidato HOS Tjokroaminoto tentang Zelfbestuur, Jumat malam, 16 Juni 2017. Ketua Umum Syarikat Islam, Hamdan Zoelvamenjelaskan, Zelfbestuur merupakan suatu konsep otonomi yang menjadi pijakan dan titik tolak bergulirnya misi diplomatik perjuangan kemerdekaan Indonesia di kemudian hari.
Hamdan Zoelva mengatakan, “Hari penting yang kita peringati pada hari ini, adalah tentang suatu peristiwa dahsyat, peristiwa luar biasa dalam sejarah kebangkitan kebangsaan Indonesia, yaitu, Kongres Nasional Pertama Central Syarikat Islam (1e NATICO – Firste National Congress) yang dilaksanakan pada tanggal 16-18 Juni 1916 di Kota Kembang Bandung”.
Dari kongres tersebut, Hamdan Zoelva mengingatkan untuk pertama kali lahir tuntutan untuk berpemerintahan sendiri (zelfbestuur) untuk wilayah Hindia Belanda yang dilakukan oleh sebuah organisasi. “Distulah diletakkan dasar-dasar nasionalisme dan kehendak bangsa Indonesia secara terbuka untuk merdeka kepada pemerintah Hindia Belanda. Bagi kaum SI, nasionalisme adalah bagian penting dari tuntutan dan perjuangan SI sejak awal berdirinya,” kata Hamdan Zoelva.
Hamdan Zoelva kemudian mengutip pula pidato pahlawan nasional HOS Tjokroaminoto yang pernah disampaikan dalam kongres tersebut, sekitar dua jam. “Betapa pentingnya suatu cita-cita persatuan dari seluruh nusantara, kita ciptakan sebagai suatu jenjang yang akan dinaiki guna mewujudkan suatu “natie”. Dengan perkataan nasional, kita bermaksud bahwa Syarikat Islam menuju ke arah persatuan yang teguh dari semua golongan bangsa Indonesia yang harus dibawa setinggi-tinggi “natie”. Lambat laun dengan jalan evolusi, berjuang mencapai pemerintahan sendiri (zelfbestuur) sekurang-kurangnya memperjuangkan agar bangsa Indonesia dapat ikut serta dalam urusan pemerintahan di tanah airnya.”
Kegiatan yang dilakukan di kantor Syarikat Islam, Jl. Diponegoro No. 43 Menteng Jakarta Pusat ini dihadiri selain Hamdan Zoelva Ketua Umum Syarikat Islam, juga Agustanzil Syahruzah cucu dari H. Agus Salim dan Ketua Yayasan Keluarga Besar H. Agus Salim, Titi Qadarsih putri H. M. Sardjan salah seorang pendiri Pemuda Muslimin Indonesia, salah seorang Deklarator Sumpah Pemuda, syarifudin Harahap Ketua Pemuda Muslimin Indonesia tahun 1966 – 1972, Mayjend (Purn) Soeprapto Ketua DPW Syarikat Islam DKI Jakarta, Jend. (polisi) Soesno Duadji Dewan Penasehat Syarikat Islam, dan Valina Singka Soebekti Ketua Wanita Syarikat Islam.
Momentum Peringatan 101 Tahun Pernyataan Zelfbestuur tersebut, DPP Syarikat Islam merasa terpanggil untuk mengingatkan kembali bangsa ini akan pentingnya penguatan modal. “Kini penjajahan modern harus dihadapi secara tepat dengan kembali menguatkan persatuan dengan mengesampingkan kepentingan-kepentingan individual, sektoral, lokal, temporal, menjadi sebuah kebersamaan yang tangguh dalam kepentingan nasional yg satu,” kata Aulia Tahkim AD. Tjokroaminoto, Humas DPP Syarikat Islam
S. DIAN ANDRYANTO
sumber: tempo.co