JAKARTA (Lampungpro.com): Masyarakat harus waspada pada provokasi dan hoax (berita bohong), pasca-Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dilakukan secara serentak di 171 daerah, 27 Juni lalu.
Masyarakat juga dimina tetap melakukan rekonsiliasi kebangsaan untuk mempererat persatuan. “Sebab, dinamika Pilkada berpotensi mengancam perpecahan,” kata Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Hamdan Zoelva di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Ia menambahkan, seluruh masyarakat jangan eforia, apalagi lengah terhadap upaya yang berpotensi menimbulkan keributan. Bahkan dengan situasi damai, dapat dimanfaatkan kelompok radikal untuk memprovokasi yang kalah pasca Pilkada. “Kalau ada kecurangan atau masalah lainnya, serahkan ke mekanisme hukum,” kata dia.
Ia meminta, seluruh masyarakat terus melakukan rekonsiliasi, sebab dapat menciptakan kesadaran warga, bahwa menang dan kalah merupakan hal biasa dalam proses pemilihan. Selain itu, mengajak seluruh komponen bangsa untuk bekerja sama dan saling memahami.
Kemudian, meningkatkan toleransi, dan menghargai perbedaan antara satu dengan yang lain. “Siapapun yang terpilih, harus diterima sebagai pemimpin. Begituah kesadaran yang harus dibangun, karena itu merupakan proses berdemokrasi,” kata dia.
Menurutnya, demokrasi di tanah air sudah semakin dewasa, sebab telah mengalami pengalaman cukup panjang dalam pelaksanaan Pemilu. Meski demikian, kesadaran tersebut harus tetap dibangun dan dijaga. “Tidak ada bangsa yang besar dan maju, jika rakyatnya terus bertengkar. Jadi, kalau mau maju maka kedamaian adalah syarat utama,” kata Zoelva. (**/PRO2)
sumber: lampungpro.com