Wanita Syarikat Islam (WSI) memperingati hari lahirnya yang ke-100 tahun. Peringatan tersebut dilaksanakan di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta Pusat pada Jumat,(07/12/2018). Acara tersebut dihadiri oleh Ketua MPR RI Dr. Zulkifli Hasan, Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum Laznah Tanfidziyah Syarikat Islam, Dr. Hamdan Zoelva, serta beberapa tokoh publik lainnya.
Keberadaan Wanita Syarikat Islam (WSI) berawal dari Sarekat Siti Fatimah tahun 1918 di Garut dan menjadi salah satu pemrakarsa penyelenggaraan Kongres Wanita Indonesia yang pertama tahun 1928 dan turut aktif berjuang mencapai Indonesia merdeka. Kelahiran WSI tidak dapat dipisahkan dari Syarikat Dagang Islam (SDI) 1905 dan Syarikat Islam yang didirikan HOS Tjokroaminoto tahun 1906.
SDI dan SI adalah pelopor pergerakan kebangsaan Indonesia yang paling awal. Kesetaraan serta prinsip persamaan hak dan kedudukan menjadi salah satu ciri utama organisasi SI. Prinsip persamaan, kebebasan dan persaudaraan dan kemerdekaan menjadi prinsip utama perjuangan SI dalam memperjuangkan Indonesia merdeka.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Wanita Syarikat Islam, Dr. Valina Singka Subekti mengatakan bahwa sejak didirikan, WSI tidak pernah berhenti bergiat dalam program-program penguatan masyarakat.
“Hingga saat ini Wanita Syarikat Islam konsisten terlibat aktif memperjuangkan berbagai isu untuk melindungi kepentingan perempuan, anak dan memperkuat ketahanan keluarga. Isu kesetaraan dan keadilan gender, dan penguatan ekonomi ummat menjadi salah satu perhatian utama WSI. Demikian pula isu yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan lingkungan hidup untuk mendorong tercapainya berbagai indikator dalam Sustainable Development Goals (SDG’s),” ungkap Ketua Umum PP WSI, Dr. Valina Singka.
Wanita Syarikat Islam mendukung sepenuhnya untuk segera direalisasikannya UU Penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Hal tersebut dirasa sangat urgent karena berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa semakin meningkatnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak seperti KDRT, pelecehan sexual dan tindak perkosaan serta kasus incest.
WSI memandang sangat penting bagi WSI untuk memprioritasklan program-program penguatan ketahanan keluarga untuk meperkuat fondasi keluarga sebagai ‘basic institution’. Hal tersebut untuk melahirkan sumber daya manusia yang cerdas, berkualitas, beriman,bertakwa dan berakhlak mulia yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa.
“Dalam kaitan ini WSI mengusulkan perlunya cuti hamil melahirkan ditingkatkan dari 3 bulan menjadi 6 bulan dan 9 bulan secara bertahap disesuikan dengan kemampuan ekonomi negara. WSI juga mendorong lahirnya kebijakan yang mengharuskan perkantoran menyediakan tempat penitipan anak balita (day care) sehingga ibu bekerja tetap bisa mengasuh dan memberikan ASI sambil ibu bekerja. Generasi emas yang cerdas pembentukannya dimulai dari usia balita dan itu sebabnya negara-negara welfare state seperti di skandinavia memberikan cuti hamil melahirkan 2 tahun,” ungkap Ketua Umum PP WSI.
Lebih lanjut, menghadapi WSI menyoroti derasnya gempuran nilai-nilai baru akibat dari globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, telah merusak tatanan religiositas masyarakat kita. Pornografi, miras dan narkoba memberi kontribusi besar terhadap meningkatnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan juga perilaku LGBT. Oleh karena itu WSI mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan anti pornografi anti miras dan anti narkoba, demi melindungi generasi penerus bangsa.
Dalam peringatan 100 tahun WSI ini, selain diadakan acara puncak peringatan dengan menghadirkan sejumlah tokoh publik, WSI juga meluncurkan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh dan Gerakan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Seminar nasional tentang Ketahanan Keluarga dengan pembicara Prof Dr. Ahmad Mubarok, Prof Dr Reni Hawadi Akbar dan Dr. Imam B Parasodjo, serta Launching Buku ‘Kapita Selekta, Cinta, Perkawinan dan Keluarga’ karya Ibunda Zubaidah Muchtar.
Sebelumnya, PP WSI juga telah melakukan bakti sosial berupa cek kesehatan dan pengobatan gratis masyarakat tidak mampu di Masjid Jami’ Matraman pada 17 November 2018 lalu. Usai puncak peringatan Milad Satu abad WSI, WSI akan melakukan Musyawarah Kerja Nasional yang mengusung tema “Penguatan Peran Starategis Perempuan dalam Membangun Indonesia Sejahtera dan Berkeadilan” bertempat di Hotel Sofyan, Cikini, Jakarta pada 7-9 Desember 2018.
sumber: rimanews.com