Jakarta – Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva menilai pasangan capres-cawapres fiktif Nurhadi-Aldo muncul karena tidak puasnya masyarakat atas keberadaan dua paslon capres-cawapres sebenarnya. Kemunculan paslon fiktif, yang dianggapnya sebagai lucu-lucuan, ini juga bisa memicu orang jadi antipati terhadap politik.
“Bisa mengarah ke situ, karena tidak puas karena hanya ada dua pasangan capres. Jadi ini yang jadi capres lucu-lucuan karena, ‘Ah udahlah kita lucu-lucuan aja, ngapain dua itu’, jadi orang jadi antipati terhadap politik. Ini sebenarnya tidak bagus, tapi ini kan suatu kondisi yang tercipta karena pilihan kita memaksakan hanya ada 2 calon,” kata Hamdan setelah menghadiri milad ke-20 Pemuda Bulan Bintang di DPP Partai Bulan Bintang, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (5/1/2019).
![]() |
Meski demikian, dia menilai fenomena Nurhadi-Aldo sebagai hal yang wajar. Hamdan menyatakan seharusnya ada lebih banyak pilihan yang diberikan kepada masyarakat dalam pilpres.
“Saya kira ini wajar saja, ini memang sikap masyarakat yang termasuk juga banyak. Karena memang di Indonesia itu harusnya tidak 2 calon. Harusnya rakyat diberikan pilihan yang lebih banyak,” ujarnya.
Dia pun khawatir angka golput atau masyarakat yang tak memilih dalam pemilu nanti meningkat dibanding pada Pemilu 2014. Hamdan juga menilai hanya ada dua paslon di pilpres bisa membuat potensi konflik meningkat.
“Saya justru khawatir dan melihat kemungkinan besar banyak orang yang tidak memilih dalam pilpres tahun 2019 ini karena tidak melihat 2 calon ini sebagai calon yang ideal dan hanya 2 calon seperti ini akan membuat peningkatan konflik yang sangat luar biasa,” ucap Hamdan.
sumber: detik.com