TILIK.ID, Jakarta — Teror bom terhadap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memicu reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Majelis Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI). Otganisasi alumni Himpunan Mahasiswa Islam ini menyayangkan terjadinya peristiwa teror tersebut
Keprihatinan KAHMI itu disampaikan Koodonator Presidium MN KAHMI DR Hamadan Zoelva SH MH dan Sekjen Drs Manimbang Kahariady, Rabu (10/1).
Hamadan menyatakan, teror bom molotov adalah bagian dari pengancaman dan tdk boleh dibiarkan. Selain berpotensi menimbulkan keresahan dan memunculkan berbagai spekulasi, peristiwa tersebut dapat menciptakan instabilitas politik menyongsong pileg dan pilpres mendatang.
“Kami sangat menyayangkan peristiwa tersebut dan berharap agar pimpinan KPK dan segenap aparat/unit kerja di KPK agr tetap memiliki tekad dan komitmen yang tinggi dalam memberantas korupsi secara berkeadilan dan berkelanjutan,” kata Hamdan Zoelva dengan menyertakan pernyataan tertulis MN KAHMI.
KAHMI, kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, juga mendesak aparat kepolisi untuk bekerja secara progresif dan profesional mengusut tuntas, menangkap aktor/pelaku pelakunya.
“Jangan sampai terulang kembali kasus Novel Baswedan yg sampai saat ini belum ada kejelasan siapa pelakunya,” kata Hamdan lagi.
Kepada warga KAHMI dimana pun untuk tetap tenang dan waspada, serta proaktif dalam menyampaikan informasi/kordinasi dengan MN KAHMI, khususnya terkait dengan kejadian yang berpotensi menimbulkan instabilitas politik.
Sementara Sekjen MN KAHMI Manimbang Kahariady menghimbau masyarakar luas tetap tenang, dan waspada terhadap berbagai kejadian di tahun politik ini, termasuk kemungkinan pengalihan isu yang menciptakan instabilitas Hankamnas.
“Mari kita memberikan atensi serta kontribusi pemikiran bagi peningkatan kinerja KPU dan Bawaslu dalam mewujudkan pelaksanaan pileg dan pilpres yang berkualitas dan bermartabat,” ujar Manimbang. (lms)
sumber: tilik.id