MN KAHMI mendesak aparat kepolisian untuk bekerja secara progresif dan profesional untuk mengusut tuntas, menangkap aktor pelakunya.
“Jangan sampai terulang kembali kasus Novel Baswedan yang sampai saat ini belum ada kejelasan siapa pelakunya,” tegas Hamdan.
Kemarin, heboh kabar rumah Ketua KPK, Agus Rahardjo di Jati Asih, Bekasi mendapat kiriman paket diduga bom. Namun setelah dicek pihak kepolisian ternyata paket tersebut berisi potongan pipa yang dirakit mirip bom. Benda itu diduga diletakkan pukul 05.30 WIB di teras rumah Agus.
Berselang beberapa jam sebelumnya, rumah Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif dilempari bom molotov. Seorang saksi mata menuturkan, sempat terdengar ledakan pada pukul 01.00 WIB. Baru pagi harinya, sopir mobil Laode menemukan pecahan botol berisi minyak dengan sumbu. Pada tembok dekat balkon lantai dua rumah Laode terdapat jejak hitam bekas asap.
“Teror bom molotov adalah bagian dari pengancaman dan tidak boleh dibiarkan,” ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi tersebut.
Selain berpotensi menimbulkan keresahan dan memunculkan berbagai spekulasi, menurut Hamdan, peristiwa tersebut dapat menciptakan instabilitas politik menyongsong Pileg dan Pilpres mendatang. Karena itu ia mengimbau warga KAHMI di mana pun untuk waspada serta proaktif menyampaikan informasi
“Koordinasi dengan MN KAHMI, khususnya terkait dengan kejadian yang berpotensi menimbulkan instabilitas politik,” tutupnya.[wid]