Balikpapan, SuaraSI.com – Menghadapi situasi perpolitikan yang semakin panas menjelang pemilihan umum serentak tahun 2019, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) sekali lagi menegaskan bahwa KAHMI secara organisatoris tidak ikut terlibat dalam pertarungan politik praktis untuk mendukung salah seorang pasangan calon presiden dan wakil presiden. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI, Dr. Hamdan Zoelva saat menjadi pembicara dalam kegiatan Silaturrahmi Keluarga Besar KAHMI dan HMI Se-Kalimantan Timur di Aula Rumah Dinas Walikota Balikpapan, Jum’at (22/3) malam.
“KAHMI adalah bandul dan perekat dari semua kontestan yang mencalonkan diri dalam pertarungan politik. Lalu ada yang mau deklarasi, boleh-boleh saja, tapi jangan dikaitkan dengan KAHMI,” tegas Hamdan. Ia menambahkan KAHMI ada dimana-mana, ada di ormas, LSM, serikat buruh, parpol dan berbagai bidang sehingga tantangannya berat untuk tetap menjaga KAHMI dari kepentingan politik agar menjadi perekat dari perbedaan politik.
“Memang ada kader KAHMI yang menjadi calon anggota dewan, baik itu ditingkat pusat atau daerah, dan tidak ada larangan untuk itu. Sebagai sesama kader KAHMI, tidak ada salahnya memberikan dukungan, namun dukungan tersebut tidak secara organisatoris KAHMI,” tegas Hamdan yang pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
Dihadapan seluruh anggota KAHMI beserta kader HMI se-Kalimantan Timur, Hamdan berpesan agar KAHMI dan HMI selalu menjaga netralitas dalam setiap kontestasi politik. “HMI dan KAHMI harus mampu menjadi perekat dari perbedaan politik ditengah masyaraka dan memberikan kecerdasan politik bagi masyarakat,” tutup Ketua Umum Pimpinan Pusat/Lajnah Tahfidziah Syarikat Islam ini.
sumber: suarasi.com