KATAMEDIA.CO – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membangun 5.120 sambungan jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga di Cibinong, Kabupaten Bogor.
Pembangunan ribuan sambungan jargas tersebut merupakan mandat pemerintah dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) 2018 sebesar Rp46 miliar.
“Pembangunan jargas ini sebagai wujud pemerintah menyediakan energi secara langsung kepada masyarakat. Penggunaan jargas secara terus menerus harus dilakukan karena lebih hemat,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat meresmikan pembangunan jargas di Masjid Komplek Perumahan Nirwana, Karadenan Cibinong, Kabupaten Bogor. Selasa (27/19) lalu
Berdasarkan data Kementerian ESDM sampai tahun 2018 jaringan gas kota yang dibangun dengan APBN mencapai hampir 90.000 sambungan, melalui penugasan kepada Pertamina dan PGN. Selain itu terdapat 523 sambungan yang dibangun menggunakan investasi PGN.
Menanggapi hal tersebut, Organisasi Sayap Syarikat Islam menegaskan jargas yang dibangun harus tepat sasaran.
Dalam hal ini, Hasyemi Faqihudin Ketua Umum Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai) Kabupaten Bogor mengatakan program besar yang berkala dengan menguras APBN 2018 jika hanya menjadi sebatas proyek atau tender semata akan menjadi musibah besar.
“Ini kan kali kedua kan pembangunan jargas di Bogor, setelah pembangunan pertama pada 2012 lalu. Saat itu, jargas yang dibangun sebanyak 4.000 sambungan. Tapi sedikit yang dirasa, ini berdasarkan survei dibawah, Maka saya tegaskan ini harus tepat sasaran atau saya kira KPK bila perlu harus membidiknya”. Tegas Hasyemi. Sabtu (6/4/2019) kemarin
Hasyemi menambahkan, bagi menteri ESDM dalam penggunaan jargas lebih efisien dibandingkan menggunakan gas tabung elpiji. Tapi, sesungguhnya sama saja.
“Memang kita sepakat bahwa pembangunan jargas mampu mengurangi beban negara terhadap impor gas elpiji. Jargas juga lebih praktis karena tidak perlu membeli tabung elpiji atau khawatir kehabisan stok elpiji.”. Sambungnya
Menurut hasyemi, kata mentri jonan apabila impor sebanyak 4 juta ton harus impor dengan nilai mencapai USD3 miliar atau sekitar Rp50 triliun. Sayang uangnya, kalau bisa ini dihemat untuk pembangunan,” ujarnya.
“Tapi ke sektor pembangunan apa? Malah saya curiga di tahun politik itu. Anggota dewan DPRI dapil kabupaten bogor khususnya hal ini menjadi lahan tender”.
Dalam rencana pengoperasian, hasyemi berharap Jargas tersebut akan mengaliri sebanyak 5.120 sambungan rumah tepat sasaran.
“Saat ini kan targetnya di Kecamatan Cibinong dan Bojong Gede. Tapi kita pantau dan kawal, semoga memang ini dirasa oleh masyarakat. Dan berharap bupati bogor dapat memantau lebih dalam persoalan ini yang menguras APBN 2018 yang sangat fantastis sebagai wujud bagian pancakarsa yaitu bogor maju”. Tutupnya.
(ALDI)
sumber: katamedia.co