Jakarta: Anggota Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Siti Zuhro mengimbau masyarakat legawa terhadap siapa pun pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Hal ini khususnya berlaku pada pemilihan presiden (pilpres).
“Kita berharap pemilu yang husnul khatimah, pemilu yang betul-betul memuliakan siapa pun yang menang, bukan pemilu khususnya pilpres yang menistakan siapa pun yang menang,” kata Siti di KAHMI Center, Senopati, Jakarta Selatan, Minggu, 21 April 2019.
Ia mengingatkan siapa pun pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diusung di kontestasi demokrasi tertinggi itu harus mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Pasalnya, pada akhirnya, pemenangnya adalah pilihan rakyat.
Dirinya mengharapkan pemilu kali ini berkualitas. Para kontestan pun diminta untuk bersikap kesatria dalam menerima hasil hitung riil yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 22 Mei 2019.
“Biarlah Pak Jokowinya menang dengan kesatria, biarlah Pak Prabowo memang dengan kesatria,” tutur peneliti senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini.
Di sisi lain, masyarakat juga harus ikut mengawal penghitungan yang sedang dilakukan KPU selama satu bulan ke depan. Dirinya mengutuk bila ada segala bentuk kecurangan yang terjadi dalam proses ini.
Hal senada juga disampaikan Koordinator Presidium Majelis Presidium KAHMI Hamdan Zoelva. Dia meminta seluruh warga untuk bersabar menunggu hasil akhir penghitungan suara KPU. Publik diharap mengawal penghitungan itu agar berlangsung jujur, adil serta berintegritas.
“KAHMI mengajak seluruh warga, para kontestan, tim kampanye serta simpatisan masing-masing untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa. Kita jadikan pemilu ini sebagai momentum untuk kemajuan dan kejayaan bangsa,” kata Hamdan.
Untuk itu, KAHMI meminta seluruh penyelenggara pemilu dan aparat, yakni KPU, Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu), dan Kepolisian RI untuk menyelesaikan segala masalah pemilu dengan cepat, jujur, dan transparan. Mereka harus menjaga keamanan dan menegakkan hukum dengan bekerja secara profesional, berintegritas, dan tidak memihak.
“Hal yang terpenting bagaimana penyelenggara pemilu menjaga suara rakyat agar enggak disalahgunakan. Penyelenggara pemilu harus profesional, jujur, bekerja dengan amanah dan bertanggung jawab pada penyelenggaraan pemilu,” jelas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.
Pemilu sudah berlangsung pada Rabu, 17 April 2019. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, publik memilih secara bersamaan presiden serta wakilnya di DPR, DPRD, dan DPD.
Berdasarkan hitung cepat, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf diprediksi memenangkan Pilpres 2019. Jokowi-Ma’ruf meraih 54 persen suara, sedangkan rivalnya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 45 persen.
(OGI)
sumber: medcom.id