TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Memperingtari hari besar nasional tersebut, Aliansi BEM Nasionalis menggelar acara simposium kebangsaan, Sabtu (1/6/2019).
Acara bertema “Implementasi Pancasila sebagai Alat Pemersatu Bangsa” itu digelar di Hotel Sofyan, Jakarta Selatan.
Hadir dalam acara tersebut Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva, serta Ketua Komunikasi dan Informasi MUI Pusat KH Masduki Baidlowi.
Dalam pemaparannya, Hamdan Zoelva menjelaskan makna dasar dari Pancasila yang ditetapkan pada 1 Juni bermula dari pidato Presiden Soekarno yang terkait langsung dengan lima sila yang terdapat di dalam Pancasila.
“Soekarno sebagai sosok yang begitu benci dengan penjajahan dan kapitalisme, telah membagi tiga jenis kapitalisme, yakni Kapitalisme Belanda, Portugis dan Inggris,” kata Hamdan Zoelfa.
Selain itu, ia juga mengungkapkan di momentum hari Pancasila agar semua elemen anak bangsa bersatu kembali. Pemuda lanjutnya, boleh berbeda dalam kebhinekaan namun kita tidak boleh bercerai berai.
“Bahwa kita boleh berbeda-beda dalam memahami Ketuhanan yang Maha Esa. Kita boleh berbeda-beda saat berjuang membela bangsa Indonesia, berbeda bahasa, namun kita bersatu dalam Indonesia,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Masduki Baidlowi selaku Ketua Komisi Komunikasi dan Informasi MUI Pusat mengatakan, demokrasi di Indonesia saat ini merupakan demokrasi liberal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“Perlu implementasi Pancasila untuk kembali menyatukan bangsa Indonesia,” tegasnya.
Selain itu, dalam simposium peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar Aliansi BEM Nasionalis tersebut, turut hadir juga Pengamat Politik UIN Jakarta Adi Prayitno, dan Ketua Umum IMM Najih Prasetyo. (*)
sumber: timesindonesia.co.id