Sejarah SEMMI

[vc_row][vc_column][vc_row_inner][vc_column_inner offset=”vc_col-lg-8 vc_col-md-8″][vc_column_text]SEJARAH[/vc_column_text][vc_column_text el_class=”widget-about”]Arudji Kartawinata merupakan tokoh nasional dan pemerkasa dari organisasi kemahasiswaan kaum Syarikat Islam yang dikenal sebagai Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) pada Majelis Tahkim PSII ke – XXIX atau bertepatan pada tahun 1956 di Bandung

Arudji Kartawinata (lahir di Garut, Jawa Barat, 5 Mei 1905 – meninggal di Jakarta, 13 Juli 1970 dan dimakamkan ditaman makam pahlawan, kalibata pada umurnya yang ke 65 tahun) merupakan pendiri dari organisasi Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) pada Majelis Tahkim ke – XXIX PSII atau bertepatan pada tahun 1956 dibandung, sebagai tokoh nasional Arudji juga pernah menjabat sebagai salah satu mantan Menteri Muda Pertahanan Indonesia di Kabinet Sjahrir II. Setamatnya dari HIS ia melanjutkan ke MULO (sekolah setingkat SMP) di Bandung.

Berawal dari kota Garut, Arudji pernah menerbitkan surat kabar (koran)  Balatentara Islam yang menceritakan kegiatan serta gerakan Syarikat Islam dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankan Indonesia dari penjajah belanda.

Pada saat penjajahan yang dilakukan oleh tentara Jepang, ia mengikuti latihan PETA (Pembela Tanah Air) dan diangkat menjadi daidancho Peta di Cimahi. Setelah Indonesia merdeka, ia diangkat menjadi Komandan BKR (Badan Keamanan Rakyat) Jawa Barat.

Sebagaimana diketahui TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Divisi III Jawa Barat ini merupakan cikal bakal Divisi Siliwangi. Divisi ini terkenal memiliki prestasi yang gemilang mempertahankan kemerdekaan. Bahkan hingga kini juga masih menjadi unit elit TNI AD.

Karir yang terbilang gemilang Arudji juga penah menjabat sebagai Menteri Muda Pertahanan pada kabinet Syahrir II. Pada tahun 1948, terdapat situasi yang mengharuskan TNI hijrah ke Yogyakarta akibat adanya perjanjian Renville. Arudji ditunjuk menjadi Ketua Panitia Hijrah TNI bertugas memindahkan tentara-tentara Republik Indonesia yang ada di pelosok.

Setelah kabinet bubar, Arudji kembali menjadi pegawai tinggi Kementerian Pertahanan. Sejak berdirinya RIS (Republik Indonesia Serikat) dia duduk dalam parlemen sebagai anggota. Selanjutnya Arudji terpilih menjadi pimpinan DPR pada saat itu.

Sebagai Ketua DPR, pada 13 Januari 1966, Arudji menyerahkan tuntutan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) kepada Presiden Sukarno. Setelahnya Dua hari kemudian Arudji diberhentikan sebagai Ketua DPR bertepatan dengan dilakukan reshuffle kabinet oleh Presiden Sukarno.

Ketika itu juga Indonesia ditandai dengan berlakunya Demokrasi Terpimpin diera Pemerintahan Presiden Sukarno. Pada sistem politik inilah, Presiden Sukarno memberi jabatan Ketua DPR setingkat denga jabatan Menteri. Saat itu juga marak dengan aksi demontrasi mahasiswa.

Arudji Kartawinata juga pernah menjabat sebagai Pimpinan PSII, merupakan tokoh nasional dengan segudang prestasi dan berperan sangat penting dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan hingga saat ini seperti peninggalan Arudji Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia tetap bersama pemerintah dalam memajukan indonesia menuju kemerdekaam sejati yang dicita citakan, sudah selayaknya Arudji Kartawinata dinobatkan atau dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional dikarenakan jasa jasanya dan ide besarnya dalam mendirikan SEMMI yang sudah berumur 62 ada untuk indonesia[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner offset=”vc_col-lg-4 vc_col-md-4″][vc_column_text]TUJUAN[/vc_column_text][vc_column_text]Membentuk manusia yang beriman sempurna Kepada Allah SWT, dengan bertaqwa teguh, berilmu Pengetahuan luas, beramal untuk kepentingan Nusa dan Bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakat Sosialis Indoonesia, khususnya dan umat manusia[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row]

error: Content is protected !!
Chat sekarang
Punya Berita Seputar SI? Klik Disini